Mereka Yang Mengingkari Tingginya Allah Mengikuti Jejak Firaun

Viewers
April 23, 2023

Sering kali kita mendengar seorang dai berkata:"Qoolallah, qoola rasul, qoola fulan dan seterusnya." Intinya kita mengenal kata (قال ) yang ketika diterjemahkan artinya sama saja meskipun dengan redaksi yang berbeda-beda.

Contoh di atas misalnya diterjemahkan menjadi "Allah berfirman, Rasul bersabda, Si Anu berkata." Sehingga kata (قال ) ini dimaklumi artinya meskipun pada hakekatnya ketika Allah yang "berkata-kata" tentu tidak sama dengan makhlukNya.

Karena ketika kata (قال ) ini digandengkan dengan kata Allah maka kaidah yang menjelaskan sifat Allah berlaku padanya. Dan masalah seperti ini dimengerti oleh kaum muslimin seluruhnya.

Makanya tidak heran, ketika para kiyai, ustaz dan duat menyeru dengan kalimat di atas. Itu kan tidak ada yang merasa heran, misalnya dengan mengatakan:"Lho koq Allah ber (قال )? Bukankah ini sama saja dengan melakukan perbuatan makhluk-Nya? Berarti telah menyerupakan perbuatan Allah dengan hamba-Nya?"

Jawabannya tentu saja tidak dan hal yang sama sebetulnya berlaku juga untuk perbuatan Allah lainnya, contohnya 'istiwa. Sangatlah tepat jika kemudian Imam Malik mengusir penanya yang menyoal tentang istiwa. Itu kan sama saja dengan menanyakan sifat kalam Allah seperti yang sudah dijelaskan di atas.


Mereka Yang Mengingkari Tingginya Allah

Sifat tingginya Allah merupakan aqidahnya kaum muslimin sebelum berpecah menjadi beberapa golongan. Keyakinan ini juga merupakan aqidahnya Imam Syafii, guru-gurunya dan murid-murid beliau semuanya.

Namun sangat disayangkan, ternyata ada juga yang tidak mengenal ajaran Islam yang sebenarnya. Meskipun secara slogan ada yang mengklaim sebagai pengikut Imam Syafi'i namun terang-terangan menolak sifat tingginya Allah.

Oleh karena itu, berikut ini kami nukilkan tulisan Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc dengan judul: "Mereka Yang Mengingkari Tingginya Allah". Artikel ini justru menyebutkan bahwa yang menolak aqidah ini justru berasal dari Fir'aun.

 

Berikut ini tulisan selengkapnya yang dikutip dari majalah Qudwah.

Nama Fir’aun menjadi simbol para pendusta agama dan penentang dakwah Rasul, kapan pun dan di mana pun. Kesombongan dan kekufurannya telah menggiring Fir’aun menjadi dedengkot kekufuran. Dia termasuk salah satu jajaran thagut-thaghut terlaknat. Dengan lancang dia mengaku memiliki sifat Rububiyyah Isifat memelihara, mencipta, dan mengatur, yang tidak dimiliki selain Allah subhanahu wa ta’ala), bahkan mengajak pengikutnya menjadikannya sesembahan, selain Allah.

فَحَشَرَ‌ فَنَادَىٰ ﴿﴾ فَقَالَ أَنَا رَ‌بُّكُمُ الْأَعْلَىٰ ﴿﴾ فَأَخَذَهُ اللَّـهُ نَكَالَ الْآخِرَ‌ةِ وَالْأُولَىٰ

“Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata, ‘Akulah Rabb kalian yang paling tinggi.’ Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia’. “ (QS. An-Nazi’at[79]: 23-25)

Di hadapan kaumnya, Fir’aun menobatkan diri sebagai sesembahan, padahal dia telah mengetahui bahwa itu dusta dan sudah meyakini kebenaran Nabi Musa alaihissalam.

Pembaca Qudwah, kisah pengakuan uluhiyah (sifat berhak untuk diibadahi dan disembah, yang hanya dimiliki Allah subhanahu wa ta’ala) itu Allah sebutkan bersama dengan kisah Haman. Dia adalah salah seseorang menteri dan pengikut setianya. Allah berfirman:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحاً لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“Dan berkata Fir’aun, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui sesembahan bagi kalian selain aku. Maka bakarlah untukku tanah liat, wahai Haman, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik meliht sesembahan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta’.” (QS. Al-Qashash[28]: 38)


Allah juga menyebutkan kisah ini dalam surat Al-Mukmin (Ghafir):

وَقَالَ فِرْ‌عَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْ‌حًا لَّعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ ﴿﴾ أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰ إِلَـٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا ۚ وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرْ‌عَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ ۚ وَمَا كَيْدُ فِرْ‌عَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ

“Dan berkatalah Fir’aun, ‘Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat sesembahan Musa dan sesungguhnya aku yakin bahwa dia seorang pendusta.’ Demikianlah dijadikan Fir’aun memandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan (yang benar). Dan tipu daya Fir’aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian.” (QS. Ghafir[40]: 36-37)

Kisah Haman adalah sebagian dari sepenggal sejarah yang tersisip di sela-sela kisah Nabi Musa dan Fir’aun yang telah Allah kisahkan dengan panjang lebar dalam kitab suci-Nya.

 

MEREKA PUN HARUS MENGAKUI SOSOK HAMAN

Haman, enam kali namanya disebut dalam Al-Qur’an. Dua ayat di antaranya telah kita sebut. Adapun empat tempat lainnya adalah dalam surat Al-Qashash 6 dan 8, Al-Mukmin: 24 dan Al-Ankabut: 39. Haman juga disebut dalam sabda-sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, seperti sebuah hadits yang berisi ancaman bagi mereka yang menyia-nyiakan shalat, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

“…. dan siapa yang tidak menjaga shalat lima waktu, ia tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan tidak pula memperoleh keselamatan. Dan di hari kiamat akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf’.”

Bagi seorang muslim, cukuplah Firman Allah dan sabda-sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sebagai bukti atas apa yang dikabarkan. Kebenaran wahyu Allah adalah kebenaran mutlak, meskipun banyak manusia mengingkari. Sosok Fir’aun dan pengikut setianya Haman adalah sosok yang tidak diragukan keberadaannya.

Musuh-musuh Islam rupanya memerhatikan kisah Haman dalam Al-Qur’an. Mereka katakan bahwa Haman tidak ditemukan namanya bersama kisah Musa dalam naskah-naskah Taurat dan Injil (yang tentunya sudah mengalami perubahan). Atas dasar itulah, mereka mengingkari keberadaan Haman sebagai pengikut Fir’aun dan penentang Musa alaihissalam.

Upaya musuh-musuh Allah menjauhkan Al-Qur’an dari manusia atau uapaya menimbulkan keraguan terhadap wahyu Allah terus mereka lakukan. Namun rupanya mereka harus mengakui kebenaran Al-Qur’an, setelah mereka letih menyebarkan kedustaan.

Pada tahun 1799 M rahasia huruf Hieroglif Mesir Kuno terpecahkan dengan ditemukannya sebuah prasasti yang dikenal dengan “Batu Rosetta.” Batu tersebut berasal dari tahun 196 SM. Batu ini ditemukan Pierre Bouchard pada 15 Juli 1799 di kota Rasyid (Rosetta), Mesir dan kemudian disimpan di British Museum sejak tahun 1802.

Penemuan arkeologi ini ternyata sangat penting dalam memecahkan teka-teki huruf Hieroglif, sebab prasasti ini ditulis dalam tiga bentuk tulisan; Hieroglif, Demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir Kuno), dan Yunani. Dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir Kuno pun bisa diterjemahkan dan diselesaikan oleh seorang Prancis bernama Jean Francoise Champollion. Hieroglif, sebuah bahasa yang telah terlupakan pun terungkap. Demikian pula tersingkaplah berbagai peristiwa yang dikisahkan dengan bahasa Mesir Kuno dalam berbagai prasasti-prasasti Mesir.

Di antara pengetahuan penting yang tersingkap adalah nama “Haman” yang benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. Ini salah satu bukti keberadaan sosok Haman di Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Beberapa prasasti juga menyebutkan hubungan dekat antara Haman dan Fir’aun. Dalam kamus People in the New Kingdom, yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut sebagai “pemimpin para pekerja batu pahat”.

Temuan ini adalah salah satu hal yang membungkam para penentang Al Qur’an, Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa alaihissalam. Ia dekat dengan Fir’aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an.

Pembaca Qudwah, sekali lagi cukuplah ayat Al Qur’an dan hadits Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sebagai bukti atas keyakinan kita, walaupun seluruh manusia mendustakannya. Adapun kisah batu Rosseta yang kita sebutkan, tidak lain hanyalah sebagai argumen yang membantah penentang Al Qur’an dan sebagai bukti bahwasannya segala upaya manusia untuk merendahkan Al Qur’an atau mengubahnya pasti akan menemui kegagalan. Allahu akbar.

Dan marilah kita kembali kepada kisah Fir’aun dan Haman dalam Al Qur’an.

 

KONSPIRASI FIR’AUN DAN HAMAN MENGINGKARI KETINGGIAN ALLAH

Fir’aun telah kehabisan akal dalam menghadapi dakwah Musa yang dikuatkan dengan berbagai mukjizat yang nyata.

Maka, Fir’aun pun memaksa rakyatnya untuk mengakui semua kedustaannya. Dia membuat doktrin yang harus diyakini kaumnya. Fir’aun memproklamirkan diri sebagai Rabbul ‘alamin. Dia juga mengakui bahwa dirinyalah satu-satunya sesembahan. Tidak cukup sampai di situ, dia melengkapi kedustaan dan kekufurannya dengan sebuah makar mengingkari wujud Allah dan sifat ketinggian-Nya.

Pembaca Qudwah rahimakumullah. Seluruh nabi dan rasul menyeru manusia untuk beriman terhadap rububiyah Allah. Mereka juga menyerukan manusia agar menyembah Allah subhanahu wa ta’ala, menetapkan-Nya sebagai satu-satunya sesembahan yang benar. Para nabi dan rasul juga menerangkan kepada manusia sifat-sifat Allah yang maha Agung dan Mulia. Di antara sifat itu adalah sifat ‘Uluw, sifat tinggi bagi Allah subhanahu wa ta’ala.

Para nabi dan rasul mengajarkan bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Tinggi. Ketinggian Allah adalah ketinggian yang mutlak. Allah Maha Tinggi baik dalam dzat-Nya, sifat-Nya, maupun kekuasaan-Nya. Seluruh nabi dan rasul meyakini dan mendakwahkan bahwa Allah berada di atas ‘Arsy, Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagaimana pula Allah memiliki ketinggian dalam seluruh sifat dan kekuasaan-Nya.

Namun, dengan penuh kesombongan, setelah Fir’aun memproklamasikan dirinya sebagai Rabb dan sesembahan, dia menyiapkan sebuah makar untuk mengingkari adanya Allah dan sifat ketinggian Dzat Allah.

Proyek besar diluncurkan. Fir’aun memerintah Haman untuk membuat bangunan (menara) tinggi menuju ke langit demi menguatkan kekufurannya kepada Allah. Sungguh! Inilah sebuah konspirasi terburuk dalam sejarah kehidupan manusia.

وَقَالَ فِرْ‌عَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْ‌حًا لَّعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ ﴿٣٦﴾ أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَىٰ إِلَـٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا

Dan berkatalah Fir’aun, ‘Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu. (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat sesembahan Musa dan sesungguhnya aku meyakini bahwa dia seorang pendusta’.” (QS. Ghafir[40]: 36-37)

Apa tujuan Fir’aun membangun bangunan yang tinggi? Ya, Fir’aun hendak membuktikan di hadapan kaumnya bahwa Allah tidak ada! Fir’aun ingin membuktikan bahwa Allah tidak di atas sebagaimana diserukan Musa! Seakan Fir’aun berkata, “Wahai kaumku, aku sudah membangun menara tinggi, aku telah naik ke atasnya, dan sungguh aku tidak melihat sesembahan Musa. Jika memang Allah di atas kenapa aku tidak melihat-Nya? Sungguh Musa berdusta atas ucapannya!”

Dengan segera Allah balas makar mereka dengan azab yang demikian pedih. Allah tenggelamkan Fir’aun, Haman, dan bala tentaranya di tengah laut dengan penuh kehinaan. Allah berfirman:

وَاسْتَكْبَرَ‌ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْ‌ضِ بِغَيْرِ‌ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْ‌جَعُونَ ﴿٣٩﴾ فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ ۖ فَانظُرْ‌ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ ﴿٤٠﴾ وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ‌ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنصَرُ‌ونَ

“Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami hukum Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang lalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (QS. Qashash[28]: 39-41)

 

ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT DIKUMPULKAN BERSAMA HAMAN

Fir’aun, Qarun, Haman adalah tokoh pemuka kekufuran yang senantiasa abadi. Kekufuran mereka akan terus disebutkan bersama dengan terjaganya Al-Qur’an. Allah kisahkan tokoh-tokoh kekufuran itu agar manusia selalu mengambil ibrah dari kisah mereka. Agar manusia berupaya menjauhkan diri dari jalan mereka. Di samping terus meluruskan aqidah dan ibadah kepada Allah. Sebagai bekal untuk menghadapi perjalanan panjang.

 

PELAJARAN-PELAJARAN PENTING

1. Di antara metode yang dipakai musuh-musuh nabi dan rasul dalam menentang dakwah adalah dengan menyematkan tuduhan-tuduhan buruk kepada para nabi dan rasul. Dalam kisah ini, Fir’aun menyematkan sifat kedustaan kepada Musa.

وَلَقَدْ أَرْ‌سَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ ﴿٢٣﴾ إِلَىٰ فِرْ‌عَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُ‌ونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ‌ كَذَّابٌ ﴿٢٤

“Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun. Maka mereka berkata, ‘(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.’ “ (QS. Al-Mukmin[40]: 23-24)

Fir’aun juga berkata tentang Musa:

وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“….dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (QS. Al Qashash[28]: 38)

Metode ini pulalah yang diterapkan Quraisy terhadap Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Mereka katakan Muhammad shalallahu alaihi wa sallam adalah pendusta, penyihir, orang gila, dan sekian tuduhan dusta agar manusia lari dari dakwah beliau.

2. Kisah Fir’aun dan Haman adalah salah satu dalil yang menunjukkan sifat ‘Uluw (tinggi) bagi Allah. Bahwasannya Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya. Seandainya Nabi Musa alaihissalam tidak menerangkan bahwa Allah berada di atas seluruh makhluk-Nya, niscaya Fir’aun tidak akan membuat bangunan tinggi untuk membuktikan keberadaan Allah di atas.

3. Kisah ini merupakan salah satu mukjizat Al-Qur’an sebagai kitab yang menyingkap berita-berita gaib baik sudah terjadi atau belum terjadi.

4. Kesombongan adalah salah satu sebab penghalang hidayah dan sebab kebinasaan dunia akhirat. Allah berfirman:

وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَلَقَدْ جَاءهُم مُّوسَى بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ

“Dan (juga) Qarun, Fir’aun, dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).” (QS. Al-Ankabut[29]: 39).


Sumber: Majalah Qudwah edisi 8 Vol 1 1434 H/2013 M halaman 32-38.

Baca Juga

Bagikan Yuk:

Postingan Random

Blogger Widgets

Tentang Saya

Sebardi Blog
Ini adalah theme blogger yang dibuat dengan bantuan Halfmoon. Sebuah library atau framework CSS yang bisa diintegrasikan dengan Blogger. Template ini berbeda dengan karya sebelumnya yang menggunakan Bootstrap. Dan theme ini gratis untuk siapapun yang menginginkannya. Karena theme blogger ini dibuat sendiri dari nol. Sama halnya dengan template blogger sebelumnya yang dibuat dengan Bootstrap. Perkenalkan, saya Yusuf dari Indonesia dan ini salah satu template blogger setelah belajar otodidak selama ini. Barangkali butuh referensi untuk belajar komputer secara mandiri? Silahkan kunjungi blog pribadi saya di Sebardi Blog»
🔝
');function getvalue(){for(var b=0;b ')}; //]]>