Kekuatan Tangan Mike Tyson Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Nabi Ini

Viewers
April 18, 2023 , ,

Dalam dunia nyata sosok legendaris Mike Tyson terkenal karena kekuatan pukulan tangannya. Bahkan tidak sedikit petinju papan atas yang tergolek di ronde-ronde awal. Itu semua karena kekuatan tinjunya yang sanggup mematahkan ambisi lawan di atas ring hanya dalam sekejap.

Tidak heran jika Mike Tyson dijuluki dengan manusia "Si Leher Beton." Hingga kemudian kabar gembira itu datang dengan masuknya beliau kedalam Islam. Sehingga bertambahlah deretan legendaris tinju yang mengakui risalah kenabian Muhammad shalallahu alaihi wa sallam ini. 

Namun, jika dibandingkan dengan kisah para Nabi sebagaimana yang termaktub dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Maka, sosok Nabi Musa bahkan dikenal memiliki kekuatan yang jauh lebih dahsyat jika levelnya dibandingkan dengan seorang Mike Tyson.

Kekuatan Tangan Mike Tyson Tidak Ada Apa-apanya Dibanding Nabi yang Satu Ini

Image by Marybeth from Pixabay

Bayangkan saja, seorang pengikut Fir'aun langsung meninggal hanya dengan sekali pukul. Padahal Nabi Musa tidak berniat untuk membunuhnya karena sebetulnya hanya ingin melerai saja. Namun demikian, kekuatan fisik Nabi Musa tidak bisa dipungkiri. Bahkan ketika menampar malaikat maut sebagaimana yang akan diceritakan oleh Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai berikut ini.

Nabi Musa Menampar Malaikat Maut

Kisah Nabi Musa alaihissalam memang kisah nabi yang paling sering diulang di dalam Al Qur’an. Salah satu rangkaian kisahnya adalah saat Musa membantu seorang kawannya dari Bani Israil saat bertengkar dengan seorang Qibthi (pengikut Fir’aun). Hanya dengan sekali pukul, orang Qibthi tersebut tewas.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah di dalam tafsirnya menjelaskan, “Nabi Musa alaihissalam membunuh orang itu dalam sekali pukul. Karena pukulan itu memang keras ditambah lagi dengan kekuatan Musa (yang dahsyat).”

Nabi Musa alaihissalam memang digambarkan sebagai seorang yang mempunyai kekuatan fisik luar biasa. Bukti lainnya adalah sebuah riwayat di dalam Shahih Bukhari yang menyebutkan Nabi Musa alaihissalam pernah menampar malaikat maut sampai matanya terkorek keluar. Seperti apakah kisahnya?

Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu. Di dalam riwayat tersebut dikisahkan bahwa malaikat maut diutus untuk menemui Nabi Musa alaihissalam. Sesampainya di sana, Musa malah menampar wajah malaikat maut. Kemudian malaikat maut kembali menemui Allah dan mengatakan, “Engkau mengutus diriku kepada seorang hamba yang tidak ingin mati.”

Lantas Allah pun berfirman:
ارْجِعْ إِلَيْهِ فَقُلْ لَهُ يَضَعُ يَدَهُ عَلَى مَتْنِ ثَوْرٍ فَلَهُ بِمَا غَطَّتْ يَدُهُ بِكُلِّ شَعَرَةٍ سَنَةٌ
“Kembalilah kepadanya! Sampaikan kepadanya agar ia meletakkan telapak tangannya di atas punggung seekor kerbau. Setiap bulu yang tertutup oleh telapak tangannya dihitung setahun.”

Kemudian malaikat maut bertanya, “Lalu setelah itu apa, wahai Rabb?” Allah subhanahu wa ta’ala menjawab, “Setelahnya adalah kematian.” Lalu malaikat maut menemui Musa untuk mengabarkan keputusan Allah subhanahu wa ta’ala tersebut. Nabi Musa alaihissalam pun memohon kepada Allah agar diwafatkan di sebuah tempat yang dekat dengan Tanah Maqdis sejarak lemparan batu.

Di akhir hadits, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:“Apabila aku berada disana, pasti akan aku tunjukkan kuburannya di sebuah jalan dekat bukit pasir berwarna merah.”

KEMATIAN PASTI DATANG

Hadits di atas semestinya menyadarkan bahwa nafas kita di dunia pada saatnya akan berakhir. Ajal datang, kematian tak bisa dielakkan. Kita pun mau tidak mau akan meninggalkan dunia fana. Kematian tidak mengenal umur. Sebab, tiap-tiap yang bernyawa pasti akan ditutup dengan kematian.
Kita masih terus teringat dengan hari bersedih di kota Madinah. Seribu empat ratus tahun lebih yang lalu. Bahkan kesedihan itu bisa dirasakan oleh seluruh kaum muslimin di luar kota Madinah, walau jaraknya jauh tak terhitung. Iya, pada saat itu baginda tercinta, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam meninggal dunia.

Sebagian shahabat sempat tidak percaya. Bukan karena tidak meyakini kematian dan ajal yang pasti datang. Bukan! Rasa sedih mendalam bercampur dengan kecintaan yang demikian besar membuat mereka sempat tak tersadar. Bahkan shahabat sekelas Umar bin Khaththab sempat mengancam, “Barang siapa menyangka Muhammad telah meninggal dunia, akan aku tebas lehernya!”

Sampai akhirnya Abu Bakar As Shiddiq radhiallahu anhu datang menyadarkan mereka, termasuk Umar bin Khaththab. Kedalaman ilmu serta ketenangan batin yang sangat menakjubkan telah mendorong Abu Bakar untuk bangkit berbicara, “Barang siapa menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa beliau telah meninggal dunia. Dan barang siapa menyembah Allah, ketahuilah bahwa Dia adalah Dzat yang maha hidup dan tidak mati.”

Setelah itu Abu Bakar membacakan firman Allah:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَن يَنقَلِبْ عَلَىَ عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ اللّهَ شَيْئاً وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 144)

Shahabat-shahabat itu pun lantas tersadar bahwa kematian pasti akan datang. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam sebagai sosok yang amat dihormati dan dicintai, makhluk terbaik di alam semesta ini pun akhirnya wafat juga. Umar bin Khaththab menangis, kedua kakinya tak mampu menahannya berdiri. Katanya, “Seolah-olah baru kali ini aku mendengar ayat tersebut.”

Subhanallah! Tak bisakah kita sedikit sadar? Tak bisakah kita terhentak dalam kejut kenyataan? Kematian pasti akan datang, bersiap-siaplah!

APAKAH MUSA MENOLAK KEMATIAN?

Sepintas lalu, seakan-akan dipahami bahwa Nabi Musa alaihissalam tidak menerima batas kematian yang telah ditentukan. Buktinya, Nabi Musa alaihissalam malah menampar malaikat maut. Apakah memang demikian?

Setelah menyampaikan pertanyaan di atas, Al Imam Ibnu Hibban rahimahullah menjelaskan bahwa malaikat maut ketika menemui Nabi Musa alaihissalam, datang dalam sosok yang berbeda dengan aslinya. Oleh sebab itu, Nabi Musa alaihissalam tidak dapat mengenalinya. Hal ini seperti yang terjadi pada Jibril yang datang menemui Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dalam sosok para pemuda. Sehingga, mula-mula Nabi Ibrahim dan Nabi Luth tidak dapat mengenali mereka.

Seperti itulah juga yang terjadi pada Nabi Musa ketika malaikat maut datang. Oleh sebab itu, Nabi Musa alaihissalam menamparnya karena malaikat maut tersebut memasuki kediaman Musa tanpa memasuki izin terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan syariat Islam yang membolehkan untuk menusuk mata orang yang mencoba mengintip ke dalam rumah orang tanpa seizin pemiliknya.

Di dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu, diceritakan ada seseorang yang mengintip salah satu kamar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Pada saat itu, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam sedang memegang sisir besi yang digunakan untuk merapikan rambut beliau. Ketika melihat orang tersebut, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَعْلَمُ أَنَّكَ تَنْتَظِرُنِي لَطَعَنْتُ بِهِ فِي عَيْنَيْكَ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِذْنُ مِنْ قِبَلِ الْبَصَرِ
“Andai aku tahu kalau engkau tadi melihatku, akan aku tusukkan sisir besi ini ke matamu. Memohon izin itu disyariatkan memang untuk menjaga pandangan.”

Al Imam Ibnu Khuzaimah rahimahullah menyebutkan bahwa sebagian kalangan ahli bid’ah mengingkari hadits tentang Nabi Musa alaihissalam memukul malaikat di atas. Apa sebabnya? Jika Nabi Musa alaihissalam mengenali malaikat maut, artinya Nabi Musa alaihissalam telah melecehkannya. Jika memang tidak mengenalinya, kenapa tidak ditegakkan hukum qishash pada Musa? Dan kedua-duanya tidak mungkin terjadi, kata mereka.

Ibnu Khuzaimah rahimahullah menjawab bahwa malaikat maut datang menemui Nabi Musa alaihissalam bukan dengan tujuan benar-benar mencabut nyawa beliau. Allah subhanahu wa ta’ala mengutus malaikat maut hanya untuk menguji Nabi Musa alaihissalam. Adapun kenapa Nabi Musa menamparnya, telah dijelaskan di atas bahwa ketika itu malaikat maut masuk ke dalam kediaman Nabi Musa tanpa seizinnya. Dan saat itu, Nabi Musa alaihissalam tidak mengenalinya.

Kemungkinan kedua, kenapa tidak ditegakkan hukum qishash? Dari mana ahlul bid’ah itu menetapkan hukum qishash antara manusia dan malaikat? Dari mana pula ia mengetahui bahwa malaikat maut menuntut hukum qishash dari Nabi Musa alaihissalam? Yang jelas, Nabi Musa alaihissalam memiliki alasan untuk melakukannya. Wallahu a’lam. 

Sumber Rujukan

Majalah Qudwah Edisi 18 Vol. 2 1435 H/ 2014 M hal. 4-8.

Baca Juga

Bagikan Yuk:

Postingan Random

Blogger Widgets

Tentang Saya

Sebardi Blog
Ini adalah theme blogger yang dibuat dengan bantuan Halfmoon. Sebuah library atau framework CSS yang bisa diintegrasikan dengan Blogger. Template ini berbeda dengan karya sebelumnya yang menggunakan Bootstrap. Dan theme ini gratis untuk siapapun yang menginginkannya. Karena theme blogger ini dibuat sendiri dari nol. Sama halnya dengan template blogger sebelumnya yang dibuat dengan Bootstrap. Perkenalkan, saya Yusuf dari Indonesia dan ini salah satu template blogger setelah belajar otodidak selama ini. Barangkali butuh referensi untuk belajar komputer secara mandiri? Silahkan kunjungi blog pribadi saya di Sebardi Blog»
🔝
');function getvalue(){for(var b=0;b ')}; //]]>