Karena Lalat Dia Masuk Surga, Dan Karena Lalat Dia Masuk Neraka

Viewers
April 27, 2023

 

contoh syirik,kisah zaman dahulu,larung sesaji,orang syirik,sajen sajen,tauhid islam,penunggu merapi,tentang syirik,tumbal pesugihan,ilmu tauhid islam,ratu kidul,juru kunci, 



d

Image by Andreas from Pixabay


Karena Lalat Dia Masuk Surga, Dan Karena Lalat Dia Masuk Neraka

 

(Penulis: Ustadz Abu Ismail Muhammad Rijal, Lc)
HEWAN SATU INI SERING MENJADI BAHAN PERBINCANGAN. HANYA SAJA, OBROLAN TENTANG LALAT BIASANYA SEPUTAR KOTORAN DAN PENYAKIT. ADAPUN PEMBICARAAN KITA KALI INI LAIN DARI APA YANG SERING KITA DENGAR. KITA AKAN MEMBACA BERSAMA KISAH TENTANG LALAT YANG TERJADI DI MASA LALU. DENGAN SEBAB SEEKOR LALAT, SEORANG MASUK KE DALAM JANNAH (SURGA), SEMENTARA SEORANG LAINNYA MASUK KE DALAM NERAKA. BAGAIMANA KISAHNYA?

Al-Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitabnya Az Zuhud meriwayatkan dari Thariq bin Syihab rahimahullah dari Salman Al Farisi radhiallahu anhu mengatakan:
“Ada seseorang masuk jannah karena seekor lalat, dan seseorang masuk neraka karena seekor lalat.” Murid-muridnya bertanya, “Bagaimana bisa terjadi?” Beliau menjawab, “Dahulu ada dua orang melintasi kaum penyembah berhala, tidak seorang pun boleh lewat kecuali dia mau memberikan persembahan kepada berhala. (Ketika keduanya melintasi kampung), berkatalah kaum itu kepada salah seorang dari mereka berdua, ‘Persembahkanlah untuk berhala kami!’ Salah seorang dari mereka berkata, “Aku tidak memiliki sesuatu pun untuk dipersembahkan.’ Mereka menjawab, ‘Persembahkanlah walaupun seekor lalat!’ Ia lalu mempersembahkan lalat. Mereka pun membuka jalannya. Dengan sebab itu ia masuk ke dalam neraka. Adapun orang kedua, ketika kaum tersebut berkata, ‘Persembahkanlah untuk berhala kami!’ Ia hanya menjawab, ‘Aku tidak akan sudi memberikan persembahan kepada siapa pun selain untuk Allah azza wa jalla.’ Mereka segera memenggal lehernya. Ia pun masuk ke dalam jannah.”

Kisah ini diriwayatkan Imam Ahmad dalam kitab Az Zuhd hal 25. Diriwayatkan pula dalam Hilyatul Auliya (1/203) karya Abu Nu’aim, dan Al-Mushannaf (6/477 no 33028) karya Ibnu Abi Syaibah. Hadits ini Shahih mauquf, yakni derajatnya shahih namun hanya sampai pada shahabat, Salman Al-Farisi radhiallahu anhu. 1)


Lalat sebagai hewan yang remeh bagi manusia, tidak disangka bisa menjadi sebab kebinasaan seseorang, terjerumus ke dalam neraka Jahannam. Seorang yang mulanya muslim menjadi murtad dan masuk ke dalam neraka ketika menjadikannya sebagai persembahan untuk selain Allah.

Pembaca, apa yang terjadi pada umat yang telah lalu bukan perkara mustahil akan terjadi di tengah umat ini. Mari kita perhatikan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berikut:
لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan-jalan kejelekan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan sampai pun mereka masuk ke dalam liang dhabb (hewan sejenis biawak), kalian pasti akan mengikuti mereka.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, mereka adalah Yahudi dan Nasrani?” Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu).

Benar sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Kesyirikan, kebid’ahan, dan berbagai kemungkaran, bahkan gaya hidup Yahudi dan Nasrani, ada dari umat ini yang mengikuti mereka.

Termasuk di sini persembahan kepada selain Allah. Sebagian dukun dalam praktiknya ketika datang pasien berobat mempersyaratkan pasien mencari lalat sebagai syarat kesembuhan. Bahkan di antara mereka memerintahkan sang pasien untuk mencarinya di tanah pekuburan.

Pembaca, sekali lagi benar sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, tidaklah ada kesesatan dari umat-umat terdahulu, dari ahlul kitab, melainkan pasti ada yang mengikuti mereka. Termasuk kisah lalat yang telah kita baca bersama.

Faedah-Faedah Hadits:
Hadits ini menjelaskan makna tauhid. Menauhidkan Allah maknanya mengikhlaskan dan memurnikan semua ibadah untuk Allah semata dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Ini tampak dalam ucapan:
 “Aku tidak akan sudi memberikan persembahan kepada siapa pun selain untuk Allah azza wa jalla.”
 Dalam hadits Muadz bin Jabal radhiallahu anhu, Rasulullah shalallahu alahi wa sallam bersabda menjelaskan makna tauhid:

 “Sesungguhnya hak Allah yang harus dipenuhi setiap hamba adalah mereka beribadah kepada Allah semata dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak hamba atas Allah subhanahu wa ta’ala adalah Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengazab siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Tauhid tidak cukup dengan ucapan semata. Tidak cukup hanya dengan mengucapkan laa ilaha illallah. Namun harus diiringi dengan bukti memurnikan ibadah hanya untuk Allah dan meninggalkan semua bentuk kesyirikan hingga akhir hayat.
Kisah yang agung ini salah satu di antara dalil tentang keutamaan, keagungan, dan besarnya balasan tauhid. Tauhid adalah sebab masuk ke dalam surga, bahkan sebab utama yang harus dimiliki agar seorang masuk surga.
Orang yang masuk neraka dalam hadits ini pada awalnya muslim. Karena jika ia orang kafir, Salman radhiallahu anhu tidak akan berkata, “…..masuk neraka sebab lalat…..”
Allah tidak membiarkan manusia begitu saja mengucapkan, “Kami telah beriman” tanpa diuji. Allah pasti akan memberinya ujian. Sebagaimana dua orang yang disebutkan dalam kisah ini, diuji keimanannya oleh Allah. Sehingga, tampaklah siapa yang kokoh mempertahankan agama dan siapa yang tidak kokoh. Dalam sebuah ayat Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabut: 1-2)
Wajibnya bersabar di atas tauhid.
Betapa pentingnya istiqamah, dan betapa butuhnya manusia terhadap taufik dari Allah untuk tsabat (kokoh) di atas tauhid ketika datang ujian. Dari sini, seorang muslim merasakan betapa butuhnya ia untuk selalu memohon tsabat sebagaimana banyak kita dapatkan dari doa-doa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, seperti doa beliau:
“Dan apabila Engkau menghendaki fitnah menimpa atas suatu kaum, wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terfitnah.” (Bagian dari Hadits At-Tirmidzi dan Ahmad dari shahabat Muadz bin Jabal radhiallahu anhu, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan betapa besarnya dosa syirik. Dosa yang menggugurkan amalan dan mengekalkan seorang dalam neraka jika mati di atasnya. Lihatlah seorang muslim dalam kisah di atas, semua amalannya gugur dengan sebab kesyirikan yang ia lakukan, mempersembahkan seekor lalat kepada berhala.
Hadits ini menunjukkan bahwasannya menyembelih baik berupa penyajian tumbal, sesaji, dan berkurban adalah ibadah dan bentuk taqarrub (mendekatkan diri). Sebagaimana hal ini ditunjukkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, penyembelihanku, hidupku, dan matiku hanya semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’am: 162)

لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
“Tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An’am: 163)

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah shalat untuk Rabbmu, dan sembelihlah kurban (untuk-Nya).” (QS. Al Kautsar: 2)
Karena menyembelih adalah ibadah yang merupakan hak khusus Allah, maka mempersembahkannya kepada selain Allah termasuk syirik akbar, dan pelakunya terlaknat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat orang-orang yang melindungi orang yang berbuat kejahatan, Allah melaknat orang-orang yang melaknat kedua orang tuanya, dan Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah.” (HR. Muslim dari shahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu)
Hadits ini menunjukkan betapa dekatnya surga dan neraka. Sebagaimana ditunjukkan dalam sabda Ar-Rasul shalallahu alaihi wa sallam:
الْجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذَلِكَ
“Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sandalnya sendiri, dan neraka juga demikian.” (HR. Al Bukhari dari shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu).
Amalan qalbu adalah tolok ukur yang sangat penting. Sesuatu yang tampaknya remeh, bisa menjadi berat dan besar dengan apa yang ada dalam qalbu.
Tidak boleh seseorang merasa aman dari kekufuran dan merasa cukup hanya dengan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah.” Kita harus menjaga diri dari pembatal-pembatal keislaman yang mungkin dilakukan seorang muslim, hingga berakibat ia keluar dari Islam.
Hadits di atas menunjukkan bahaya syirik walau pada sesuatu yang dinilai kecil atau remeh.
Kisah di atas menjadi bahan renungan bagi kita semua terkait fenomena kesyirikan yang sangat menyedihkan di negeri ini. Sesaji berupa lalat saja menyebabkan seorang keluar dari Islam. Lalu bagaimana dengan sesaji-sesaji yang lebih besar dari itu? Betapa banyak kerbau dan sapi disembelih dan dipersembahkan untuk Nyi Roro Kidul, ditanam kepalanya sebelum membangun sebuah rumah, yang dipersembahkan untuk selain Allah. Kita berlindung kepada Allah dari kesyirikan.
Syirik adalah perkara yang sangat besar bagi seorang mukmin. Hal inilah yang menguatkan jiwa muslim untuk tabah mempertahankan tauhid, menghadapi kematian sekali pun.
Hadits tersebut juga menunjukkan bahaya dosa, walaupun dosa yang dianggap kecil. Anas bin Malik radhiallahu anhu pernah mengatakan, “Kalian mengamalkan suatu amalan yang disangka ringan, namun kami yang hidup di masa Nabi shalallahu alahi wa sallam menganggapnya sebagai suatu petaka yang amat besar.”
Berhati-hati dalam safar.
Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang dapat mengundang fitnah.
Demikian beberapa faedah yang bisa kita petik. Semoga kisah di atas membuat kita semakin memahami akan keutamaan tauhid dan bahaya syirik. Semoga Allah selamatkan kita dari kesyirikan dan semua perkara yang merusak tauhid, Allahumma inna na’udzubika an nusyrika bika wa nahnu na’lamu wa nastaghfiruka limaa laa na’lam. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon ampun kepada-Mu jika kami tidak mengetahuinya. Wallahul muwaffiq.

Footnote:
1)      Sebagai bahan kajian, hadits ini diriwayatkan pula secara marfu’ (bersandar kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam). Asy Syaikh Al-Albani menshahihkan riwayat mauquf (hanya bersandar kepada shahabat, tidak sampai kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam) dari Salman Al-Farisi radhiallahu anhu. Sebagian ulama lain menjadikan hadits ini termasuk musnad Thariq bin Syihab. Yakni, beliau yang menyandarkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bukan Salman Al-Farisi radhiallahu anhu. Thariq bin Syihab adalah seseorang yang sempat melihat Rasulullah shalallahu alahi wa sallam hanya saja, beliau tidak mendengar hadits dari Rasulullah shalallahu alahi wa sallam secara langsung, sehingga hadits dengan riwayat tersebut dihukumi mursal shahabat. Namun begitu, riwayat marfu’ dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam lemah. Lalu, apakah hadits ini dihukumi marfu’ karena berbicara masalah gaib yang tidak mungkin diucapkan melainkan berdasarkan wahyu? Asy Syaikh Al-Albani tidak menilainya berhukum marfu’ karena tidak terpenuhinya syarat.

Sumber: Majalah Qudwah Edisi 4 Vol 1 1434 H/ 2013 M halaman 4-8. Dan dalam edisi kali ini, lembar biografi ada Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah pada hal. 17-23. Meniti Jejak Kerajaan Ratu Saba di lembar 28-38. Seruling Syaithan di lembar 64-70 dan lain-lain.

Baca Juga

Bagikan Yuk:

Postingan Random

Blogger Widgets

Tentang Saya

Sebardi Blog
Ini adalah theme blogger yang dibuat dengan bantuan Halfmoon. Sebuah library atau framework CSS yang bisa diintegrasikan dengan Blogger. Template ini berbeda dengan karya sebelumnya yang menggunakan Bootstrap. Dan theme ini gratis untuk siapapun yang menginginkannya. Karena theme blogger ini dibuat sendiri dari nol. Sama halnya dengan template blogger sebelumnya yang dibuat dengan Bootstrap. Perkenalkan, saya Yusuf dari Indonesia dan ini salah satu template blogger setelah belajar otodidak selama ini. Barangkali butuh referensi untuk belajar komputer secara mandiri? Silahkan kunjungi blog pribadi saya di Sebardi Blog»
🔝
');function getvalue(){for(var b=0;b ')}; //]]>