Perang Mongol dan Runtuhnya Daulah 'Abbasiyyah

Viewers
April 07, 2023

Buku yang akan kita review kali ini adalah terjemah dari Tarikh Ad Daulah Al 'Abbasiyyah wa Hadharatiha. Aslinya buku dalam bahasa Arab ini diterbitkan oleh Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Al-Islamiyyah, Saudi Arabia. 

Dan ini masih tentang koleksi pribadi saya yang memang terhitung sudah lama. Dan buku terjemah yang ada dihadapan saya merupakan cetakan pertama tahun 2011. Buku ini diterbitkan oleh Hikmah Ahlus Sunnah dengan ketebalan sampai 229 halaman. Adapun alihbahasa dilakukan Fathul Mujib dan dimuroja'ah oleh Ustadz Abdul Mu'thi, Lc.

Tarikh Daulah Abbasiyyah

Didalamnya dijelaskan awal mula pendirian Daulah 'Abbasiyyah hingga sebab-sebab keruntuhan daulah tersebut. Uraian ini dibagi dalam beberapa sub pokok bahasan yang terbagi ke dalam:

1. Berdirinya Daulah 'Abbasiyah dan fase-fase yang dilaluinya dari tahun 132 H sampai tahun 656 H

2. Masa yang dilalui oleh Daulah 'Abbasiyah

3. Masa 'Abbasiyah pertama

4. Beberapa Khalifah Abbasiyyah paad masa pertama:

- Abul Abbas Abdullah bin Muhammad (132 - 136 H)

- Abu Ja'far Al-Manshur (136 - 158 H)

- Abu Abdillah Al-Mahdi (158 - 169 H)

- Harun Ar-Rasyid (170 - 193 H)

- Abul Abbas Abdullah Al-Makmun (198 - 218 H)

- Al-Mu'tashim Billah (218 - 227 H)

5. Masa pemerintahan Bani 'Abbas yang kedua

6. Al-Mu'tadhid Billah (279 - 289 H)

7. Sebab-sebab runtuhnya daulah 'Abbasiyyah

8. Sisi perkembangan peradaban pada daulah 'Abbasiyyah

9. Pengaturan pemerintahan dan administrasi

10. Kehidupan Ilmu

- Ilmu Syari'at

- Ilmu Bahasa

- Membahasakan ilmu-ilmu pengetahuan kedalam bahasa 'Arab (Gerakan penerjemahan)

- Ilmu-ilmu kependudukan

- Ilmu-ilmu terapan

11. Pembangunan negeri

Dan berikut ini salah satu contoh uraian menarik yang dikutip dari buku terjemah Tarikh Daulah 'Abbasiyah tersebut. Paparan ini mengandung pelajaran yang bisa dipetik dari sejarah peradaban islam tempo dulu. Khususnya terkait sejarah kelam kejatuhan daulah Islam di tangan pasukan Tartar tersebut. Mari kita simak penjelasan selengkapnya agar mendapatkan pelajaran yang sungguh berharga.


Perang Mongol dan Runtuhnya Daulah 'Abbasiyah

Penyerangan ini adalah contoh kedua dari perlawanan luar negeri terhadap umat Islam. Jenghis Khan, salah satu raja Mongol, berhasil menyatukan kabilah-kabilah Mongol yang tinggal di wilayah Mongolia dan Siberia. Kemudian Jenghis Khan membentuk dari mereka sebuah negara yang tidak berselang bisa melebarkan sayap kekuasaannya ke wilayah-wilayah tetangganya hingga batas negaranya berdekatan dengan kerajaan Khawarizmi dan negeri-negeri seberang sungai di bagian timur dunia Islam.

Ketika itu dunia Islam sedang menghadapi perselisihan dan perpecahan. Yaitu ketika di sana tegak sejumlah kerajaan yang paling besar adalah Khawarizmi Syah. Adapun Daulah 'Abbasiyyah maka telah mencapai titik paling lemahnya.

Kerajaan Khawarizmi bersebelahan dengan kerajaan Mongol. Sedangkan Mongol tidak akan berhenti pada garis batas (dalam menjajah). Oleh karena itu harus terjadi benturan antara keduanya. Jenghis Khan mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan kerakusannya ini ketika sejumlah pasukan Khawarizmi membunuh sejumlah pedagang Mongol yang dituduh melakukan kegiatan mata-mata. Lalu Jenghis Khan menjadikannya sebagai jalan untuk menguasai dunia Islam dan menghancurkan peradabannya dengan cara (bengis) yang belum pernah disaksikan oleh sejarah Islam sebelumnya.

Mongol memulai perjalanan perangnya yang mengerikan pada tahun 616 H. Tidak lama kemudian kota-kota Islam terkenal yang terletak di Khawarizmi, seperti; Bukhara, Samarkand, Hamadan, Maru, Naisabur dan lain-lain jatuh secara berturutan ke tangan Mongol, meskipun telah dilakukan upaya perlawanan yang gigih yang ditampilkan oleh kaum muslimin dalam menghadapi serangan Mongol yang ganas.

Seusai menguasai kerajaan Khawarizmi, pasukan Mongol menuju ke negeri Persia. Di sana mereka melakukan hal yang sama seperti ketika menghancurkan Khawarizmi. Yaitu mereka melakukan pembakaran terhadap semua yang hijau maupun yang kering.

Penyerangan Mongol adalah fitnah (musibah) besar yang menggoncang dunia Islam. Fitnah ini membuat kaum muslimin hanya bisa terdiam dan dilingkupi oleh rasa cemas dan takut. Kaum muslimin telah dilingkupi rasa keputusasaan hingga ada yang mengatakan: Barangsiapa mengatakan Tartar akan kalah jangan kamu percaya. Hingga salah seorang penulis sejarah terkenal (yaitu Ibnul Atsir) tidak kuasa menuliskan kejadian-kejadian pada perang Mongol kecuali setelah beberapa tahun berlalu. Ia mengatakan: Aku terdiam selama beberapa tahun dalam keadaan enggan menuliskan tragedi ini karena sangat besar dan aku sangat membencinya. Siapakah yang akan dengan mudah untuk menerima kejadian yang menimpa Islam dan kaum muslimin? Siapakah yang akan dengan mudah menyebutkannya? Duhai kiranya ibuku tidak melahirkanku, dan duhai kiranya aku mati sebelum ini sehingga aku dalam keadaan telah dilupakan......... (Al-Kamil fi At-Tarikh - Ibnul Atsir).

Ibnul Atsir mengatakan: Dari saksi mata yang menyaksikan peristiwa ini:"Peristiwa ini tidak perlu dijelaskan kepada umat (karena jelasnya). Dan kepada Allah kita berlindung, apabila pembelaan terhadap Islam tidak tergerak dan tidak pula kecemburuan terhadapnya tergerak pada diri para raja kaum muslimin dan sultan-sultan mereka, juga mereka tidak mengingat bahwa mereka memiliki tanggung jawab terhadap umat. Apabila simpati dan kejantanan mereka tidak tergugah untuk mereka bersatu dan mengikuti perintah Allah dalam firman-Nya:

اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ 

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah (QS. At-Taubah: 41).

Apabila mereka tidak mempersiapkan diri mereka untuk mengorbankan jiwa, harta dan kekuasaan untuk melawan fitnah ini. Maka ini menunjukkan bahwa kaum muslimin akan diterkam oleh kehinaan dan kemunduran. Dan sebagian besar wilayah Islam akan jatuh di bawah kungkungan kekafiran. Aku khawatir kaum muslimin yang tidak membawa kecuali nama saja akan kehilangan nama dan rupa secara bersamaan sebagai buah dari apa yang kita akui tapi tidak kita amalkan."

Pernyataan di atas menjadi penjelasan yang rincil untuk menerangkan sebab terjadinya fitnah dan bagaimana cara menghadapinya. Akan tetapi ucapan di atas hanyalah sebuah seruan di lembah atau tiupan pada debu. Para penguasa kaum muslimin tidak berfikir ketika itu untuk menyatukan kalimat kaum muslimin dan menghadang pasukan Tartar sebagaimana yang Allah perintahkan:

صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

....... dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokok. (QS. Shaf: 4)

Oleh karena itu, arus pasukan Mongol yang menyapu bersih terus mengalir untuk menuju ibu kota daulah Islam dan kediaman khalifah, yaitu kota Baghad. Mereka berhasil menguasainya pada tahun 656 H karena pengkhianatan menteri yang beraliran Bathiniyyah; Nashiruddin Ath-Thusi. Mereka membunuh khalifah, keluarganya dan para ulama. Tidak ada yang selamat kecuali mereka yang melarikan diri atau bersembunyi. Mereka menghancurkan Banghdad dan membunuh sebagian besar penduduknya hingga warna sungai Tigris menjadi merah karena darah. Jangan kamu bayangkan apa yang mereka perbuat terhadap perpustakaan dan pusat-pusat peradabannya.

Atas dorongan dari orang-orang Nashrani, pasukan Mongol memaksa kaum muslimin untuk berbuka pada bulan Ramadhan, memakan daging babi, dan minum khamr. Kediaman khalifah diberikan kepada seorang nashrani. Masjid-masjid dilumuri dengan khamer. Kaum muslimin dilarang mengumandangkan adzan.

Baghdad jatuh ke tangan Mongol. Dengan jatuhnya Baghdad runtuhlah Daulah 'Abbasiyyah. Ini sangat jelas ketika Mongol tidak berhenti pada satu batas hingga mereka menggulung luasnya daulah Islam hingga ujungnya. Yaitu ketika pasukan Mongol belum selesai dari menghancurkan Iraq mereka sudah mengarahkan pasukan ke arah Syam yang tidak lama berselang telah jatuh dalam penyerangan mereka. Kemudian sampailah utusan Tartar ke Mesir untuk menyampaikan agar menyerahkan diri sebelum tertimpa kehancuran dan kemusnahan.

Ketika itulah Al-Muzhoffar Quthz, sultan Mamalik, mengumpulkan para ahli pemerintahan dari kalangan ulama, Ia meminta musyawarah mereka dalam kewajiban yang harus dilaksanakan menghadapi perang yang sangat gencar ini. Pendapat yang disepakati oleh pasukan Ar-Rahman bahwasannya jihad wajib dilakukan (tidak ada pilihan kecuali) kehidupan yang penuh kemuliaan atau kematian sebagai syahid (yang akan didapatkan). Al-Imam al-'Izz bin 'Abdussalam rahimahullah memiliki jasa besar dalam menyampaikan ruh jihad melawan Tartar dan mempersiapkan diri dengan jiwa dan harta.

Pasukan muslimin di bawah pimpinan sultan mereka yang beriman bergerak menghadapi Tartar di luar Mesir. Di 'Ain Jalut, sebelah selatan Palestina bertemu dengan pasukan Tartar yang besar pada tahun 658 H. Yaitu dua tahun berselang semenjak runtuhnya Baghdad.

Setelah terjadi perang yang sengit antara pasukan iman dan pasukan setan, kemenangan berpihak kepada kaum muslimin. Untuk pertama kalinya pasukan Tartar mengalami kekalahan dengan tingkat kekalahan yang memberikan pengaruh besar. Dimulailah setelah itu garis awal menaiknya kebaikan Islam karena kekalahan Tartar menjadi berkelanjutan di sejumlah medan pertempuran.

Sebagaimana pula mereka mengalami kekalahan di medan aqidah dan pemikiran. Akan tetapi kekalahan dalam bidang ini merupakan kekalahan yang manis rasanya yaitu dengan masuknya sebagian besar dari mereka ke dalam Islam. Di antara raja mereka yang terkenal dan pertama kali masuk Islam adalah Barakat Khan, pimpinan kabilah Emas (Golden Horde).

Dalam keadaan ini terdapat bukti yang kuat atas kenyataan bahwa meskipun api fitnah sangat dahsyat dan bencana yang menimpa umat begitu besar, namun akan tetap ada sumber agar umat Islam senantiasa eksis dan upaya mengembalikan kejayaan dan kemuliaan. Setiap kali demikian akan ada yang berupaya mengumpulkan kekuatan umat yang terpencar-pencar dan menyatukan kalimat mereka di bawah tauhid. Sungguh benar 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu anhu ketika berkata:"Kita adalah suatu kaum yang Allah memuliakan kita dengan Islam. Setiap kali kita mencari kemuliaan dengan selain Islam maka Allah akan menghinakan kita".

Wa ba'd: demikianlah gambaran dari perlawanan dalam dan luar negeri terhadap umat Islam dalam rentang waktu yang berbeda-beda dalam sejarahnya. Dan bagaimana cara umat ini mampu -dengan karunia Allah semata setelah kembali dengan sejujurnya kepada-Nya- untuk mengalahkan perlawanan itu dan keluar dari ujian yang ada ketika itu.

Sungguh, umat pada masa sekarang -dalam keadaan bahaya mengepung mereka dari segala arah, dan musuh berebut melahap mereka seperti orang-orang yang rakus makanan sedang melahap hidangan- sangat butuh untuk bisa menghimpun pelajaran dari kejadian yang telah berlalu dan mengambil pelajaran dan peringatan darinya. Janganlah sampai putus asa mengambil tempat dalam jiwa-jiwa kita. Hendaklah umat mempersiapkan berbagai persiapan untuk mengambil hak-haknya dengan kembali kepada Allah dan meninggikan bendera jihad. Dalam hal ini terdapat kejayaan dan kemuliaan umat atas izin dari Allah.

Catatan kaki: Tentunya makna jihad disini adalah jihad yang benar sesuai dengan aturan syariat Islam, bukan bermakna memberontak kepada penguasa muslim yang sah.

Selesai kutipan dari buku Tarikh Daulah Abbasiyyah hal. 104 - 110 yang diterbitkan oleh penerbit Hikmah Ahlus Sunnah.

Kesimpulan

Buku ini merupakan salah satu dari buku trilogi sejarah peradaban islam. Buku pertama berupa sejarah tentang kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Kemudian dilanjutkan dengan buku sejarah Daulah Umayyah atau Ummawiyyah sebagai penerus kekhalifahan. 

Terakhir, buku sejarah Daulah Abbasiyyah inilah yang sedang kita bahas. Untuk membacanya memang tidak mengapa langsung memulai pengetahuan tentang Daulah Abbasiyyah. Namun menurut hemat pribadi akan lebih seru jika memulai dari buku pertama. 

Anda tertarik untuk membacanya? Untuk membelinya silahkan browsing saja ya di internet.

Sekian dan semoga bermanfaat.

Baca Juga

Bagikan Yuk:

Postingan Random

Blogger Widgets

Tentang Saya

Sebardi Blog
Ini adalah theme blogger yang dibuat dengan bantuan Halfmoon. Sebuah library atau framework CSS yang bisa diintegrasikan dengan Blogger. Template ini berbeda dengan karya sebelumnya yang menggunakan Bootstrap. Dan theme ini gratis untuk siapapun yang menginginkannya. Karena theme blogger ini dibuat sendiri dari nol. Sama halnya dengan template blogger sebelumnya yang dibuat dengan Bootstrap. Perkenalkan, saya Yusuf dari Indonesia dan ini salah satu template blogger setelah belajar otodidak selama ini. Barangkali butuh referensi untuk belajar komputer secara mandiri? Silahkan kunjungi blog pribadi saya di Sebardi Blog»
🔝
');function getvalue(){for(var b=0;b ')}; //]]>