Dan pembahasan ini juga perlu saya ingatkan. Bahwa dia adalah pembahasan ..ee.. kita bahasakan dari sebuah kutaib dengan judul "Asyru washoya li quwwatil hifzh wa iilazin nisyan" 10 wasiat untuk kekuatan hafalan dan mengobati kelupaan. Ya, oleh penulisnya Badr Al Utaybi.
Iya, saya sarikan pembahasan diceramah ini dari kitab ini.
Baik, jadi secara umum bahwa kita didalam belajar.. iya.. seorang kadang melihat sebagian dari penuntut ilmu sudah hadir di majlis-majlis ilmu, berbulan-bulan bahkan kadang ada yang bertahun-tahun...yang bertahun?...tahun. Tapi ternyata dari ilmu yang dia pelajari, banyak yang tidak melekat pada dirinya.
Kenapa? Karena dia tidak menghafalnya... tidak? menghafalnya.
Karena itu kata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:"Banyak buku yang kami sudah baca..
Karena itu hafalan adalah hal yang penting -iya-. Dan didalam memperbaiki hafalan ini, didalam seseorang, apa namanya menghafalkan ilmu, ini ada kiat-kiat, yang indah diterangkan, didalam majlis-majlis para ulama. Dan saya melihat didalam buku ini, diterangkan 10 wasiat yang bagus, dan insya Allahu ta'ala disela-sela pembahasan nanti, saya akan uraikan beberapa tambahan faidah, yang terkait dengan pembahasan kita.
Iya, terkait dengan pembahasan kita.
Jadi secara umum kalau seorang diberi taufik oleh Allah subhanahu wa ta'ala -iya- memiliki hafalan yang baik, maka itu akan membantu dia untuk selalu menjaga hafalannya dan menghindari kelupaan, menghindari lupa terhadap hafalannya.
Dan penyakit lupa itu muncul, itu ada sebab-sebabnya... ada.. sebab-sebabnya. Iya dan ini semuanya akan kita tuangkan didalam 10 wasiat yang merupakan pembahasan di pertemuan kita ini.
Wasiat yang pertama.
Saya mulai dengan wasiat yang pertama. Iya, adalah wasiat untuk selalu mengingat Allah subhanahu wa ta'ala, berdzikir kepadaNya dan mengulangi hal tersebut. Iya, ini wasiat penting didalam menghafal... wasiat penting bagi seorang didalam menghafal. Na'am, dan dia adalah sebab yang sangat kuat yang membawa seorang itu untuk bisa kuat hafalannya dan sedikit lupanya. Iya, bukan dikatakan tidak lupa. Sebab manusia kalau dia katakan tidak lupa itu pendusta namanya. Iya, tidak ada seorang ulama pun, walaupun hafalannya sekuat apapun, tidak keliru. Seluruh 'alim ada kekeliruannya didalam menghafal maupun yang lainnya. Karena itu kata Ibnu Ma'in rahimahullahu ta'ala:"Siapa yang berkata ada rawi tsiqoh yang tidak salah maka dia adalah pendusta...dia adalah pendusta."
Iya, kekeliruan dan kelupaan itu wajar, kadang terjadi, demikian pula ragu dalam lafadz. Iya, ada didalam rawi-rawi terkenal seperti dalam riwayat Syu'bah ibnul Hajjaj, sering beliau ragu...iya..pada kalimat. Dan dimaklumi bahwa Imam Malik rahimahullah didalam riwayatnya ada riwayat-riwayat yang dikritik terhadap beliau sampai Ad Daruquthni menulis risalah khusus kumpulan hadits-hadits Imam Malik yang beliau keliru didalamnya, bersendirian didalamnya. Iya, dan Al Uqaili menyebutkan didalam kitab Muqoddimah Adh Dhuafa, bagaimana -iya-keadaan para rawi itu didalam penelitian para ulama. Dia rawi ketika diperiksa haditsnya diketahui rawi ini jumlah haditsnya... misalnya 100, iya hafalannya yang lurus ada 90 dan dia keliru dalam 10 hadits misalnya atau dia keliru dalam 5 hadits. Dan mereka tahu kekeliruannya, diungkap oleh para ulama yang lain.
Yang jelas bahwa kekeliruan dan kelupaan itu adalah tabiat manusia ....tabiat manusia. Iya, maka didalam kita menguraikan pembahasan ini:"Mengobati lupa ini adalah penyakit yang tidak bisa hilang sama sekali." Iya, diobati dalam artian dikurangi, iya, dikurangi dan tidak mengganggu apa yang dia hafal. Tidak mengganggu apa yang dia hafal.
(1). Maka wasiat yang pertama bagi siapa yang ingin memperoleh hafalan yang baik dan mengobati kelupaan adalah dia banyak berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala, terus menerus berdzikir dan mengingatNya.
Iya, dan mengingat Allah ini... mengingat Allah subhanahu wa ta'ala... iya dengan 2 (dua) hal:
Yang pertama; dia selalu memperbaharui niatnya, selalu dia perbaharui niatnya. Iya, dia ketika belajar ilmu, menghafalkan ilmu, selalu dia perbaharui niatnya, dia ikhlaskan niat ini hanya untuk Allah, dia jaga niat tersebut. Iya, sebab seorang penuntut ilmu, diawal dia belajar -masya Allah- niatnya baik. Iya tapi di tengah jalan; dia mulai ditimpa oleh angin syubhat, ditimpa oleh angin dunia, iya ditimpa oleh angin syahwat. Akhirnya terjadi perubahan didalam niatnya. Iya, terjadi perubahan didalam niatnya; kadang dia belajar ingin lebih pandai daripada yang lainnya, iya kadang dia belajar karena dia merasa tidak ingin diremehkan, atau yang semisal dengan itu.
Maka ini dari perkara-perkara, mengganggu niat seorang hamba. Maka dia hendaknya memperbaiki dan selalu mengulangi niatnya. Karena itu diriwayatkan oleh Al Khathib Al Baghdadi, diriwayatkan oleh Khathib Al Baghdadi dari Ibnu Abbas, Ibnu Abbas berkata:
إنما يحفظ الرجل على قدر نيته
"Sesungguhnya seorang itu mampu menghafal sesuai dengan kadar niatnya...Iya dan dimaklumi bagaimana keikhlasan itu indahnya. Apalagi ikhlas adalah pokok dari tauhid, dan tauhid memberikan keberkahan untuk seorang hamba. Iya, maka sepanjang dia mempelajari ilmu; hanya untuk Allah, karena Allah, dan untuk membela agama Allah. Maka ini dari perkara yang bisa membantunya untuk menguatkan hafalannya... untuk menguatkan hafalannya.
Iya baik, kemudian yang kedua dari mengingat kepada Allah terus menerus mengingat kepada Allah adalah dia memperhatikan wirid-wirid dan dzikir-dzikir harian; yang mutlaq maupun yang muqoyyadah (yang terikat).
Iya, sebab ini disebut didalam Al Qur'an; sebab sebagai obat lupa. Allah berfirman:
"Ingatlah Rabbmu (dzikirlah kepada Rabbmu) kalau engkau lupa"
Jadi Allah ingatkan bahwa siapa yang lupa hendaknya dia dzikir kepada Allah. Iya, dia dzikir kepada Allah. Jadi masuk didalamnya dia mengikhlaskan niatnya.. tadi... dan masuk juga didalamnya... dia menjaga... wirid-wiridnya, dzikir-dzikir hariannya.
Iya, selepas shalat, dia jaga dzikir dibelakang shalat, dia pelihara dzikir dengan dia memaknai dzikir tersebut, Bukan sekedar orang baca lewat, setelah itu berlalu. Tapi dia hayati dzikir tersebut. Iya, kemudian dzikir pagi dan sore, dia jaga, dzikir ketika akan tidur, dzikir ketika bangun dari tidur. Iya, kalau dia ingin keluar rumah, dia baca dzikir keluar rumah. Dia berjalan ke masjid, dia baca dzikir ketika berjalan ke masjid. Masuk ke masjid, keluar masjid dia baca dzikir masuk dan keluar masjid.
Demikianlah dalam seluruh aktifitasnya... dalam seluruh... aktifitasnya. Dia berusaha untuk memperbanyak dzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Iya, sebab kalau dia banyak mengingat Allah, Allah akan selalu mengingatnya. Allah berfirman:
"Ingatlah Aku pasti Aku akan selalu mengingat kalian."
Dan kalau seorang hamba diingat oleh Allah akan diperhatikan kebaikannya.
Iya, dan mengingat itu amalan dan al jazaa'u min jinsil 'amal... balasan dari jenis amalan. Karena dia banyak mengingat kepada Allah, diberikan untuknya balasan dari jenis amalannya; Allah mengingatnya dan dengan itu peluang besar dia diberikan kekuatan didalam mengingat dan didalam menghafal sehingga kurang lupanya.
Iya, baik jadi ini wasiat yang pertama: banyak berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Iya, dan para ulama menyebutkan bahwa dzikir kepada Allah ini, dia adalah sebab yang sangat kuat membantu hafalan dari tiga sisi. Mereka sebutkan:"Kalau ada yang bertanya kenapa dzikir adalah sebab yang menguatkan hafalan?"
Jawabannya ada 3 (tiga) sebab:
Yang pertama sebab yang pertama adalah dari sisi hubungan hamba itu kepada Allah. Iya, kalau dia banyak berdzikir kepada Allah, hubungannya akan semakin dekat, semakin erat. Dan ini akan menambah kekuatannya dan akan memudahkan pertolongan dari Allah untuknya. Dan kalau dia semakin dekat dengan Allah maka syaithan akan semakin jauh darinya. Iya, sebab syaithan ini sering membuat orang lupa; lupa shalat, lupa dzikir, lupa kebaikannya. Iya, syaithan ini yang paling banyak menganggu anak-anak didalam menghafal dan membuatnya lupa sebagaimana kita mengambil pelajaran dari kisah perjalanan Nabi Musa. Nabi Musa ketika berjalan ingin menjumpai Nabi Khidir beliau membawa anak muda (pelayannya). Iya, membawa ikan sebagai tanda nanti kalau ikannya hilang... -iya- maka disitulah tempat berjumpanya dengan Nabi Khidir.
Tapi apa yang terjadi?
Dia dibuat lupa oleh syaithon. Iya, karena itu didalam Al Qur'an diterangkan:
"(Anak muda ini berkata):"Ingatkah engkau ketika kita berada di batu besar, waktu itu saya melupakan ikan itu, dan tidak ada yang membuat aku lupa kecuali syaithon, syaithon yang membuat saya lupa tidak menyebutkannya kepada engkau."
Padahal:
"Saya melihat ikan itu berjalan menakjubkan ke laut"
Dan dia sudah liat tandanya, ikannya berjalan ke laut, itulah tanda yang dicari, oleh Nabi Musa dengan perjalannya yang sedemikan jauh. Tapi sedemikian besar gangguan syaithan, pelayan Nabi Musa ini bisa lupa... dibuat lupa oleh syaithon. Iya, sebagaimana syaithon juga sudah berbuat perkara lain.
Coba perhatikan Nabi Yusuf... dipenjara... tinggal di dalam penjara bidh'asiniin.
Sebabnya apa? Hah? Dia lama dalam penjara? Dua orang yang dita'wil mimpinya oleh Nabi Yusuf satunya selamat dan satunya (seperti yang beliau ta'wil) akan dipenggal lehernya.
Iya, yang selamat ini dipesani oleh Nabi Yusuf:"Nanti kalau kamu sudah bekerja lagi kepada tuanmu ...iya, kepada Raja... maka sebutlah kepadanya tentang saya; perkara yang menimpaku; fitnah yang terjadi terhadapku."
Tapi apa yang terjadi?
Si pelayan ini, orang yang selamat ini, dia lupa tentang Nabi Yusuf. Sampai Nabi Yusuf tinggal di dalam penjara bidh'asiniin antara tiga sampai sembilan tahun.
Iya, padahal kejadian yang terjadi luar biasa; Nabi Yusuf menta'wil mimpi. Iya, dan terjadi seperti apa yang dia sebutkan. Itu suatu ilmu yang harusnya -iya- dia ketahui keutamaan Nabi Yusuf, membekas didalam jiwanya, tapi bisa lupa sedemikian lamanya...-iya-... bisa lupa sedemikian lamanya.
فَأَنسَىٰهُ ٱلشَّيْطَنُ
Siapa yang membuat dia lupa? Disebut dalam Al Qur'an:
"Syaithan yang membuatnya lupa."
Syaithan yang membuat dia lupa. Karena itulah, hubungan antara hamba dengan Rabb-Nya tatkala semakin kuat maka ini akan memberikan untuknya bantuan kekuatan menjauhkannya dari syaithan yang sering mengganggu manusia dengan kelupaan.
Selengkapnya, silahkan kunjungi situs webnya Ustadz Dzulqarnain via tautan berikut ini.
Adapun tulisan diatas adalah hasil transkrip audio ke teks dari tautan tersebut yang berformat mp3. Dan audio mp3 ditautan tersebut tidak tertranskip seluruhnya, melainkan hanya dari menit 13:36 - 29:49 saja.
Demikian, harap maklum.