Kisah Nabi Ya'qub yang Bikin Takjub

Viewers
April 06, 2023 ,

Di rumahku tersimpan beberapa edisi majalah Qudwah yang pernah terbit. Didalamnya banyak tulisan yang sangat berfaedah untuk menambah pengetahuan. Sayang jika manfaat dari tulisan didalamnya terbuang bersamaan dengan kondisi fisik majalah yang usang.

Untuk itu, kali ini saya kutipkan tulisan dari Ustadz Abu Abdillah Majdiy tentang kisah nabi yang ada di Majalah Qudwah. Semoga dengan ikut menyebarkan tulisan ini melalui internet menambah pahala untuk penulis. Begitu juga dengan semua pihak terkait yang tergabung dengan media cetak tersebut.

Tepatnya, tulisan ini berjudul "Kisah Nabi Ya'qub yang Bikin Takjub". Artikelnya terdapat pada majalah Qudwah edisi 30 Vol. 03 2015 halaman 65 - 71. Berikut ini kutipan selengkapnya yang saya sertakan pada bagian bawah setelah gambar.

Kisah Nabi Ya'qub yang Bikin Takjub

Image by Anja from Pixabay


Kisah Nabi Ya'qub yang Bikin Takjub

Rufqa binti Bitwabil menginjak usia tua. Badannya mulai melemah. Tubuhnya bertambah renta. Ia adalah menantu Nabi Ibrahim alaihissalam. Perasaan sedih dan gundah agaknya menggelayuti dirinya. Pasalnya, ia belum mampu memberi cucu bagi kakek tercinta. Ternyata, wanita yang dipersunting Ishaq alaihissalam ketika berusia 40 tahun itu memang mandul sejak muda. Tidak ada yang bisa dilakukan olehnya kecuali berdoa dan meminta. Dengan penuh tawakal dan pasrah, Nabi Ishaq alaihissalam berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Doanya dikabulkan hingga akhirnya Rufqa pun hamil. Kebahagiaan merekah di tengah-tengah rumah tangga Nabi Ishaq alaihissalam.

Pasangan tersebut pun kini tengah menanti kehadiran sang buah hati. Ishaq alaihissalam dan Rufqa menunggu. Perasaan keduanya dipenuhi debar dan bahagia. Hingga masa yang dinanti itu akhirnya tiba. Hadirlah putra yang selama ini didamba. Kegembiraan mereka berdua berlipat ganda. Sebab, putra yang lahir dari rahim Rufqa kembar dua. Keduanya benar-benar bahagia. Dipilihlah nama 'Ishu untuk putra pertama. Dialah bapak moyang bangsa Romawi. Sedangkan yang kedua Ya'qub namanya. Nama ini dipilih karena saat dilahirkan ia sedang memegang tumit ('aqb). Ya'qub inilah yang dikenal dengan Israil. Dari tulang sulbinya, Bani Israil muncul.

Kakak beradik kembar itu tumbuh di bawah asuhan kedua orang tua. Keduanya mewarnai perjalanan rumah tangga Ishaq alaihissalam dan Rufqa. Sebagai putra sulung, 'Ishu lebih disayangi sang bapak. Sedangkan ibunya cenderung menyayangi Ya'qub sebagai putra paling kecil. Apapun itu, yang jelas keduanya tetap putra Ishaq dan Rufqa. Kedua orang tua manapun akan menyayangi semua putranya. Bukankah begitu? 'Ishu dan Ya'qub kini tengah berusia remaja. Begitu tumbuh menjadi pemuda, ada tampak perbedaan di antara keduanya.

'Ishu adalah pemuda yang pandai berburu. Lebat dan tebal, badannya ditumbuhi bulu. Sedangkan Ya'qub, kulitnya halus dan lembut. Sementara itu, Nabi Ishaq alaihissalam mulai berusia lanjut. Sedikit demi sedikit kulitnya tampak terlihat keriput. Kedua mata mengecil, seakan menyipit. Lambat laun pandangan matanya kian melemah. Hingga akhirnya Nabi Ishaq sudah tidak bisa lagi membedakan antara 'Ishu dan Ya'qub bila melihat. Ia hanya bisa mengetahui kedua putranya dengan meraba dan mendengar suara. Jika badannya berbulu lebat, Nabi Ishaq yakin bahwa ia adalah 'Ishu, bukan Ya'qub.

Pada suatu hari, Nabi Ishaq alaihissalam berharap suatu makanan. Ia ingin sekali menyantap daging hewan buruan. Dipanggilah 'Ishu, karena memang dialah yang pandai berburu. Nabi Ishaq alaihissalam lalu memerintahkannya untuk mencari hewan buruan, memasaknya, lalu dihidangkan agar selanjutnya ia memberkahi dan mendoakan putra sulungnya itu. Dengan menenteng peralatan berburu, 'Ishu segera berlalu, istri Nabi Ishaq alaihissalam; Rufqa, mendengar pembicaraan bapak anak itu. Ia pun menginginkan agar Ya'qub juga didoakan oleh Nabi Ishaq alaihissalam.

Di saat 'Ishu pergi ke medan perburuan, Rufqa memanggil Ya'qub alaihissalam. Putra bungsu itu disuruh ibunya menyembelih dua ekor anak kambing terbaik. Begitu disembelih, daging anak kambing muda itu segera diolah menjadi hidangan yang sangat istimewa. Masakan itulah kegemaran Nabi Ishaq alaihissalam. Begitu siap, Ya'qub alaihissalam segera mengantarkan masakan itu untuk bapaknya. Sebelum itu, Rufqa tak lupa memberi Ya'qub pakaian kakaknya. Kulit kambing yang baru saja disembelih itu dikalungkan pada lengan dan tengkuknya. Alhasil, secara fisik penampilan Ya'qub mirip dengan 'Ishu.

'Ishu masih saja berburu. Hari itu, ia belum juga pulang. Sedangkan di rumah, hidangan itu oleh Ya'qub disajikan kepada ayahanda tercinta. Begitu mendekat, Nabi Ishaq bertanya, "Siapa kamu?" "Putra Anda" jawab Ya'qub. Dengan penuh kasih sayang, dan demikianlah hendaknya setiap orang tua kepada anaknya, Nabi Ishaq alaihissalam memeluk Ya'qub. Ia mendekap dan merabanya. "Adapun suaramu adalah suara Ya'qub. Sedangkan kulit dan bajumu adalah 'Ishu," kata Ishaq. Tak berpikir banyak, putra Nabi Ibrahim alaihissalam itu segera menyantap hidangan tersebut.

Lihatlah pembaca, anak-anak muda itu saling berlomba memenuhi keinginan orangtuanya. Masing-masing ingin dirinya yang pertama mendapat ridha darinya. Merekalah potret anak-anak yang berbakti. Duhai kiranya putra kita seperti mereka, tentu alangkah bahagianya kita. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menganugerahi kita putra-putri yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Tak hanya membuat bahagia di dunia, mereka adalah tabungan orang tua setelah tiada, Rabbi habli minash shalihin, Amiin ya Rabbal 'alamin.

Dengan lahap, Nabi Ishaq alaihissalam selesai menyantap hidangan itu. Begitu selesai, ia mendoakan Ya'qub alaihissalam agar memiliki derajat tinggi, fasih berbicara, dan memiliki keturunan yang banyak. Doa ini kelak akan terbukti. Dari sulbi Ya'qub alaihissalam muncullah Bani Israil sebagai penghuni muka bumi. Setelah itu, 'Ishu pulang dari berburu. Ia buru-buru menemui ayahnya dengan membawa apa yang diperintahkan kepadanya.

"Apa ini wahai putraku?" tanya Nabi Ishaq alaihissalam.

"Makanan yang Anda inginkan" jawab 'Ishu.

"Loh, terus apa yang baru saja kamu berikan kepadaku tadi? Yang telah kumakan dan kudoakan untukmu?" tanyanya kembali dengan penuh heran. 

"Demi Allah, itu bukan aku" jawab 'Ishu.

Akhirnya, 'Ishu tahu bahwa Ya'qub-lah yang mendahului dirinya. Tak pelak, ia begitu jengkel kepada sang adik. 'Ishu nggrundel dan mangkel. Bahkan ia mengancam akan membunuh Ya'qub alaihissalam jika ayah mereka telah wafat. Lalu 'Ishu meminta kepada ayahnya agar mendoakan untuknya dengan doa lain. Nabi Ishaq alaihissalam pun kemudian berdoa agar menjadikan keturunan putra sulungnya itu memiliki bumi yang subur, memiliki tumbuhan lebat, dan mengasilkan banyak buah-buahan dan rezeki. Itulah bangsa Romawi.

Sebagai ibu, Rufqa mengerti betul apa yang sedang terjadi dalam rumah tangganya. Termasuk prahara antara kedua putranya. Bukankah memang sebagai ibu itu dituntut memiliki firasat tinggi, bisa memahami situasi secara tanggap sehingga segera bertindak dengan cepat dan tepat? Karena seorang ibu itu harus peduli dan pandai-pandai membaca kondisi putra-putri. Demikianlah Rufqa. Ia memahami betul setiap gelagat putra-putranya. Wajar bila ancaman bunuh 'Ishu terhadap adiknya itu terdengar olehnya.

Rufqa bertindak cepat. Ia segera bermusyawarah dengan Nabi Ishaq alaihissalam. Kedua suami istri itu bertukar pendapat, membahas jalan keluar terbaik bagi putranya. Oh, indahnya sebuah keluarga, bila komunikasi antara suami dengan istri terjalin baik. Setiap ada konflik, mereka duduk bersama untuk menyelesaikannya. Diakui, bahwa semua rumah tangga, siapapun itu, tidak lepas dari masalah dan problema. Namun seringnya masalah itu bertambah parah ketika tidak ada musyawarah. Problema itu bahkan semakin sulit manakala tidak ada komunikasi yang solid.

Sebaliknya, sebuah masalah, sebesar apapun itu, akan menjadi ringan bila semua anggota keluarga mau saling mengulurkan tangan. Jika semuanya bersedia membantu memecahkan. Setiap ada masalah ditanggung semua. Suka duka rumah tangga dilalui bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bukan justru bertindak sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi. Maka, buang jauh-jauh perasaan sendiri saat menghadapi masalah. Ingatlah, di samping kanan dan kiri kita masih ada keluarga, kawan dan handai taulan, atau siapa saja, yang bisa diajak berbagi perasaan dan permasalahan. Sekali lagi, jangan menyendiri dan merasa sendiri!

Setelah berdiskusi dengan sang suami, Rufqa mendapatkan solusi. Yaitu, agar Ya'qub alaihissalam mengalah dan pergi ke salah satu pamannya di daerah Harran. Laban nama pamannya. Ia adalah saudara laki-laki Rufqa. Di Harran, Ya'qub akan tinggal sementara hingga kemarahan 'Ishu mereda. Di samping itu, agar Ya'qub alaihissalam bisa menikah dengan salah satu putri pamannya. Akhirnya, Nabi Ishaq alaihissalam memerintahkan putra bungsunya berangkat. Tak lupa ia mendoakannya dan memberi wasiat.

Mentari pagi mulai membumbung tinggi, menyorotkan sinarnya, menghangatkan bumi. Di waktu itulah Ya'qub alaihissalam melangkahkan kaki, meninggalkan kampung halaman sendiri. Hanya sebatang kara, ia menjauhi tanah tumpah darahnya. Semakin banyak langkah yang ia hentakkan, bertambah jauh ia meninggalkan ranah desanya. Di bawah terik sang surya, sembari menahan lapar dan dahaga, Ya'qub alaihissalam berjalan ke negeri Harran. Hingga akhirnya, sampailah ia di Harran tepat pada malam hari. Lelah badan membuat mata tak tertahan. Diambilah sebongkah batu lalu ditempatkan di bawah kepala. Tubuh Ya'qub lemas, ia tertidur pulas.

Putra bungsu Nabi Ishaq alaihissalam itu lalu hanyut dalam mimpi. Ia melihat sebuah jalan naik yang berdiri dari langit turun ke bumi. Tak lama kemudian, tiba-tiba para malaikat turun kepadanya. Lalu Allah subhanahu wa ta'ala mengajaknya berbicara, "Sungguh, Aku akan memberkahimu, memperbanyak keturunanmu, dan menjadikan bumi ini untukmu dan untuk keturunanmu." Setelah itu Ya'qub alaihissalam terbangun dari tidurnya. Ia sangat gembira dengan mimpi yang disaksikannya. Ia pun bernazar, jika kelak kembali ke tengah-tengah keluarganya, ia akan membangun sebuah tempat ibadah untuk Allah subhanahu wa ta'ala. Ia juga akan menginfakkan sepersepuluh rezeki yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepadanya di jalan Allah.

Sebelum berjalan lagi, Ya'qub menandai batu yang ia gunakan sebagai alas tidur. Batu tersebut dilumuri minyak agar nanti bisa Ia kenali kembali. Ya'qub alaihissalam memberi nama tempat itu dengan sebutan Baitu lil, yang artinya Baitullah. Tempat itulah yang sekarang menjadi Baitul Maqdis. Harran telah di ambang mata. Tak lama kemudian ia bertemu dengan pamannya, Laban. Tak banyak basa-basi, Ya'qub segera menyampaikan maksud kedatangannya. Ternyata, Laban memiliki dua putri, Laya dan Rahil.

Secara fisik, Laya yang merupakan putri sulung memiliki paras kurang ayu. Pandangan matanya juga layu, tidak kuat dan bahkan lemah. Sedangkan adiknya; Rahil, lebih cantik. Nah, Ya'qub alaihissalam bermaksud meminang Rahil. Laban setuju-setuju saja. Sebagai mahar Ya'qub harus menggembalakan kambing-kambing Laban tujuh tahun lamanya. Syarat tersebut diterima olehnya. Selama waktu yang ditentukan itu, Ya'qub alaihissalam menggembalakan kambing-kambing milik pamannya. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat. Ia bekerja kera demi sebuah pernikahan. Dan kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil.

Hari itu, Laban sibuk menyiapkan makanan dan hidangan. Orang-orang mulai berdatangan. Mereka adalah para tetangga, kenalan dan handai taulan. Orang-orang itu berkumpul di rumah Laban. Mereka datang sebagai tamu undangan atas walimahan putrinya. Rupanya, tujuh tahun yang dijanjikan itu telah berakhir. Dan hari itu adalah hari pernikahan Ya'qub alaihissalam dengan salah satu putri pamannya. Tepat di malam hari, pesta pernikahan itu dirayakan. Di malam itu Laban menikahkan putrinya dengan keponakannya sendiri. Diam-diam, Ia ternyata menikahkan Ya'qub alaihissalam dengan Laya, bukan Rahil.

Esok hari setelah pesta pernikahan tersebut, Ya'qub kaget bukan main. Ia baru tahu bahwa wanita yang dinikahkan dengannya tadi malam adalah Laya. Padahal sejak awal, Ya'qub meminta agar dinikahkan dengan Rahil. Ia sangat kecewa terhadap pamannya. "Anda telah menipuku," kata Ya'qub alaihissalam. "Bukankah aku meminta agar dinikahkan dengan Rahil?" tambahnya. Dengan bijak, Laban menjawab, "Bukan kebiasaan kami menikahkan anak perempuan yang lebih kecil sebelum anak perempuan yang lebih besar menikah. Tapi, jika kamu tetap mau menikah dengan Rahil bekerjalah untukku selama tujuh tahun. Setelah itu aku akan menikahkanmu dengannya."

Ya'qub alaihissalam bekerja kembali. Kurun waktu tujuh tahun kedua Ia jalani. Bekerja dan berjuang demi sebuah pernikahan. Setelah selesai, Ya'qub alaihissalam menikahi Rahil. Ia menggabungkan antara Laya dan Rahil. Pernikahan model ini diperbolehkan di masa itu. Dan dimulai sejak masa Nabi Musa alaihissalam, syariat ini dihapus. Laban lalu menghadiahkan budak wanita kepada kedua putrinya. Zulfa adalah budak yang dihadiahkan kepada Laya. Sedangkan yang dihadiahkan kepada Rahil bernama Hubla.

Perjalanan rumah tangga Ya'qub dimulai kembali. Dengan penuh keadilan, Allah mengganti kelemahan pandangan Laya dengan menganugerahkan beberapa putra kepadanya. Mereka adalah Rubail, Syam'un, Lawa dan Yahudza. Sedangkan Rahil belum juga memiliki momongan. Hal ini menjadikan gadis cantik itu cemburu. Makanya, ia menghadiahkan budak wanitanya, Hubla kepada suaminya. Dari budak ini. lahirlah dua putra Ya'qub. Mereka berdua adalah Dan dan Naifatali.

Laya berbuat hal yang sama dengan Rahil. Zulfa, budak wanita hadiah dari bapaknya, diberikan kepada Ya'qub alaihissalam. Dari budak ini, lahirlah dua putra Ya'qub yang lain, yaitu Jad dan Asyyir. Setelah peristiwa itu, Laya hamil lagi. Ia kemudian melahirkan putra kelima. Putra kelima ini diberi nama Isakhir. Laya kemudian hamil lagi. Ia melahirkan putra keenam dan diberi nama Zabilun. Setelah itu hamil lagi. Kali ini diberi nama Dina. Dari rahim Laya, Ya'qub memiliki tujuh anak.

Rahil masih saja belum berputra, berbeda dengan Laya. Hanya pasrah dan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang bisa dilakukannya. Ia lalu berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, memohon agar dikarunia putra. Allah yang Maha Pemurah mendengar doanya. Dia mengabulkan doa setiap hamba-Nya. Maka Rahil mengandung. Dari rahim Rahil inilah lahir seorang putra mulia. Badannya bersih dan wajahnya tampan. Dialah Yusuf alaihissalam. Seorang putra dengan nasab yang sangat mulia, yaitu Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.

Ya'qub alaihissalam bergembira dengan keluarga besarnya. Itu semua berkat doa dari Nabi Ishaq alaihissalam. Mereka semua masih tinggal di Harran. Dan ia masih saja menggembalakan kambing pamannya yang sekaligus mertuanya itu. Genap dua puluh tahun Ya'qub alaihissalam begitu rindu ingin bertemu dengan ayah, ibu dan 'Ishu, kakak tertuanya. Kepada Laban ia memohon diri, memboyong anak dan istri. Bagaimanakah Ya'qub alaihissalam dalam perjalanan pulangnya? Apakah ia akan diterima 'Ishu? Ataukah justru dendam yang dulu masih seperti dulu? (Bersambung, insya Allah).

Selesai kutipan dari majalah Qudwah.

Kesimpulan

Demikian sepenggal kisah tentang Nabi Ya'qub yang merupakan putra dari Nabi Ishaq. Dan Nabi Ishaq sendiri adalah putra dari Nabi Ibrahim. Adapun nama Ya'qub atau Jacob dikenal juga dengan Israil atau Israel. Dan di beberapa litaratur mungkin sedikit berbeda dalam pelafalannya. Seperti Rufqo yang disebut sebagai Ribka, 'Isyu yang disebut dengan Ayshu (عيسو) atau Esau jika merujuk bahaas Ibrani.

Akhir kata semoga kutipan seputar kisah nabi ini bermanfaat untuk semuanya. Dan apabila pihak majalah Qudwah tidak berkenan dengan pemuatan nukilan di atas silahkan hubungi kami agar artikel di atas tidak jadi untuk dipublikasikan. Terima kasih.

Baca Juga

Bagikan Yuk:

Postingan Random

Blogger Widgets

Tentang Saya

Sebardi Blog
Ini adalah theme blogger yang dibuat dengan bantuan Halfmoon. Sebuah library atau framework CSS yang bisa diintegrasikan dengan Blogger. Template ini berbeda dengan karya sebelumnya yang menggunakan Bootstrap. Dan theme ini gratis untuk siapapun yang menginginkannya. Karena theme blogger ini dibuat sendiri dari nol. Sama halnya dengan template blogger sebelumnya yang dibuat dengan Bootstrap. Perkenalkan, saya Yusuf dari Indonesia dan ini salah satu template blogger setelah belajar otodidak selama ini. Barangkali butuh referensi untuk belajar komputer secara mandiri? Silahkan kunjungi blog pribadi saya di Sebardi Blog»
🔝
');function getvalue(){for(var b=0;b ')}; //]]>